CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 31 Oktober 2010

LOVE is Dolce & Gabbana..

Animal print leopard sepertinya sedang berada pada titik puncaknya musim ini. Terbukti dari banyaknya rumah mode rumah mode terkenal menyalurkan ide-nya dalam sebuah baju pret-a-porter dengan memakai kain motif di musim fall/winter ini.

Ketika saya membuka Harper's Bazaar edisi bulan september yang lalu. Saya sempat terpaku sejenak dengan rancangan animal print leopard musim fall/winter 2011 dari desainer Milan, Italia yaitu pasangan Domenico Dolce & Stefano Gabbana yang rumah mode mereka diambil dari nama mereka juga Dolce & Gabbana. Saya sempat berpikir, apa jadinya Dolce & Gabbana yah ketika pada tahun 1985 mereka tidak bertemu ?. Mungkin saja kita tak akan pernah bisa melihat kampanye si diva dunia madonna sedang menangis di dalam apartemen, dan atau mungkin kita tak akan pernah bisa melihat kesebelasan italia sedang bernarsis meng-kampanyekan lini underwear dari dua pasangan desainer ini. Dan tentunya tak akan ada label Dolce & Gabbana dan D&G di jajaran luxurius goods yang dirunway khan.

Ketika saya berpikir tentang cinta, cinta dari sudut pandang secara umum bukan sekedar cinta kepada pasangan anda. Tapi cinta yang kita punya pada keluarga, sahabat, atau semua yang kita beri cinta. Saya bisa katakan membuat satu hal yang bernama cinta itu cukup susah yah, dan cinta itu hanya bisa tumbuh ketika dua orang entah itu dalam hubungan apapun, merasa sejalan, nyaman, dan terbiasa akan hal yang dilakukan satu sama lain sehingga lambat laun mereka bisa menumbuhkan cinta. Dan ketika cinta itu semakin lama semakin tumbuh mungkin anda bisa melihat jerih payah dua sepasang yang membuatnya berdiri megah dan cukup mewah di jajaran butik di madison avenue. Yah memang sulit tentunya membuat cinta untuk agar tampak seperti anggunnya one shoulder gown motif leopard karta dolce & gabbana.

Satu hal lagi sulit yang saya ketahui tentang hidup. Tentang cinta, mengenal cinta, membuat cinta yang memiliki suatu tingkat kesulitan tertentu. Tentu tidak mudah bukan untuk membuat sesuatu agar tampak haute couture ?.

Rabu, 27 Oktober 2010

Just Wondering Roberto Cavalli Children's Line,Wether it WouLd be Make as Sexy as Their Adult Collection ?..

Dunia fashion seakan tak mengenal usia dalam penciptaan karya desain-nya. Saya sempat sedikit terkejut ketika saat ini anak-anak juga mendapatkan porsi sendiri di dunia fashion. Dan saya tidak perlu bertanya-tanya lagi mengapa akhirnya bisa muncul gadis kecil seperti Suri Cruise dengan sejuta keanggunan di usia-nya yang masih cukup sangat belia itu. Saya sempat berandai-andai, kira-kira di pikiran para desainer itu apa yah ketika koleksi untuk lini anak-anak itu mereka buat ?.
Roberto Cavalli, nama rumah mode dari Italia yang diambil dari nama sang pendesainer-nya itu sendiri. Para wanita Italia sepertinya cukup beruntung memiliki beliau, karena berkat karya-karya beliau, ke-seksi-an mereka bisa dikenal khalayak fashionista di seluruh dunia. Yah, Roberto Cavalli cukup konsekuen atas inspirasi seksi ala wanita Italia dalam karya-karyanya, disamping motif animal print yang eksentrik yang juga merupakan ke-konsekuensian-nya dalam penciptaan karyanya. Lalu bagaimana-kah wujud koleksi lini anak-anak mereka ?. Awalnya saya sempat membayangkan, Suri memakai cocktail dress sexy motif leopard, memegang clutch ditangan dan heels menawan (keduanya dengan motif serupa) sedang dipotret oleh paparazzi ketika sedang sekedar berjalan-jalan di madison avenue bersama ibu-nya. Apakah gadis sekecil itu sudah mengenal kata sexy dan setidaknya apakah pria-pria yang melihatnya akan mengatakan sexy?. Untungnya pengandaian saya itu tidak benar-benar ada. Roberto Cavalli memang konsekuen dengan karya sexy-nya. Tapi untuk lini anak-anaknya, dia sedikit menghilangkan kosa kata itu dalam karyanya.
Kadangkala kita pasti pernah berfikir (di fase saat bangku sekolah sudah kita tinggalkan dan mulai melanjutkan untuk kuliah atau bekerja) betapa indah-nya masa kecil kita dahulu. Yang cuma mengenal kata bermain dan bermain, sampai akhirnya kita lelah saat tiba di fase saat itu. Mungkin saat ini akan semakin banyak anak-anak kecil yang tak akan lelah bermain jika waktu bisa diputar kembali. Tapi sayangnya "waktu" itu sangat konsekuen dengan pekerjaan-nya untuk melaju terus tanpa henti. Saat kita kecil kita banyak sekali dilarang dengan semua hal yang berhubungan dengan ke"dewasa"an, tapi saat kita dewasa mungkin kita juga mau tidak mau tak bisa lagi melakukan hal yang kita lakukan saat kita kecil, dan kita mulai berkenalan dengan suatu rancangan haute-couture tuhan yang diberi nama masalah.
Salah satu bagian kecil dan mungkin sulit dari kehidupan yang saya ketahui lagi. Biarkanlah Suri kecil memakai Roberto Cavalli kecil-nya sambil menggendong teddy bear ditangannya. Sampai akhirnya dia mungkin akan menyimpan teddy bear dan Roberto Cavalli kecil-nya saat dia sudah lelah bermain.

Sabtu, 23 Oktober 2010

How Tight You Could Tie Your Ermenegildo Zegna up ?, Don't Forget Put Your Armani on..

Sepotong celana panjang (entah itu jeans, atau dari bahan kain) tentunya sangat sulit dipisahkan dengan ikat pinggang bukan. Seolah-olah mereka memiliki hubungan simbiosis mutualisme seperti kerbau dan burung di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kita dikala duduk si sekolah dasar. Si ikat pinggang tak akan melepas si celana panjang, begitu pula si celana panjang. Mereka berdua saling membutuhkan satu sama lain.
Tetapi bagaimana yah agar Ermenegildo Zegna dan Armani, keduanya agar tidak cepat rusak satu sama lain. Tentu keduanya barang sangat berharga. Walaupun berperan hanya sebagai bawahan anda dan pengikatnya. Tapi apakah rela memakainya dengan asal-asalan begitu saja ?.
Ketika anda mengikatkannya dengan kencang mungkin si Ermenegildo akan menjerit kalau dia bisa bicara (dan bukan tidak mungkin akan cepat rusak dibagian pinggangnya) dan tentunya perut anda juga akan merasa sakit bukan terikat dengan Armani anda yang kencang?. Sebaliknya ketika anda mengikatnya dengan longgar. Tentu saja Ermenegildo Zegna yang sudah anda beli dengan harga yang tidak cukup murah tidak akan berfungsi semestinya sebagai celana yang menutupi bagian bawah anda. Malahan bisa dibilang si Armani juga akan bertanya kalau bisa bicara "untuk apa aku kalau bukan untuk mengikat sebuah celana". Ketika keduanya bisa berjalan beriringan dengan kata lain menggunakannya dengan pas, alhasil simbiosis mutualisme yang semestinya akan mereka alami. Anda tak merasa sakit dan anda tak perlu menyanyangkan sudah membuang banyak tabungan anda untuk keduanya.
Ketika tuhan menghadapkan kita pada bentuk apapun (entah itu berwujud atau tidak berwujud). Sebenarnya kita mungkin seharusnya harus bisa menyikapinya. Tuhan mungkin secara tidak langsung memberi kita pengajaran bahwa semua hal harus dilalui dengan pas, sesuai dengan semestinya. Bukankah terkadang suatu hal jika terlalu kita pegang erat akan pergi ?, begitu pula jika tidak kita pegang erat malah akan pergi juga.
Satu hal lagi hal yang saya ketahui tentang kehidupan. Ketika semuanya harus dijalani dengan pas. Ketika diri kita naik turun dan mengkondisikan semua itu dengan susah payah agar stabil seperti sedia kala.

Wooahh..it's the Birkin Bag by Hermès

Mungkin itu reaksi pertama para wanita ketika melihat sebuah tas jinjing dari perancis yang melegenda itu. Kenapa sampai bisa disebut melegenda?. Karena selain harganya yang jika bisa dibilang sedikit agak tidak masuk akal oleh manusia pada umumnya, cara mendapatkannya-pun tidak bisa dibilang mudah. Entah menunggu satu tahun atau mungkin lebih, sampai nama anda dilayani di list pemesan yang bejibun di butik resminya. Jika sudah mendapatkannya bukan tidak mungkin, bisa menyebut tas ini adalah "berharga". Banyak yang dilalui sebelum kita bisa benar-benar memilikinya. Tapi ketika sudah ditangan anda, tabungan anda yang mendadak kosong rasanya mungkin tak akan ada sesali. Ketika Tas Birkin yang anda punya ada sedikit cacat yang mungkin tidak disengaja anda lakukan, Anda bisa meng-inap-kannya untuk sementara ke rumah sakitnya untuk dibenahi. Yah itulah salah satu dari kesekian alasan tas birkin Hermès sangat "berharga". Dan si pemilik-pun tak segan untuk merawatnya secara ekstra lebih dan sedikit terpuaskan rasa batinnya ketika si kecil dari perancis ini ada ditangan mereka.
Tuhan pasti memberi yang terbaik untuk kita, entah itu kapan akan datang kepada kita, bisa saja satu tahun atau lebih sama seperti ke-rabu-nan ketika list nama kita sudah masuk dalam daftar pemesanan tas Birkin itu. Dan satu-satunya hal yang susah dilakukan adalah ketika kita terkadang tidak pernah tahu apakah hal yang secara tiba-tiba datang (yang mungkin datang dari Tuhan) di hadapan kita itu benar-benar yang terbaik atau bukan dan lebih parahnya lagi kita susah untuk menerima pemberian tuhan itu secara ikhlas. Yah..semua hal tentang hidup ini memang susah, jadi saya atau mungkin anda tidak perlu heran jika ada seseorang yang melakukan kesalahan pada peristiwa yang baru pertama kali dialaminya. Itu mungkin pembelajaran awal untuk menerima semuanya dengan apa adanya. Memang sangat teramat susah. Tapi setidaknya kita harus mencoba untuk lebih berusaha menerimanya apa adanya.
Dan ketika Tuhan sudah memberikan hal yang terbaik untuk kita itu. Pasti beliau tidak akan membuang "hal itu" begitu saja ketika hal yang terbaik yang kita dapat itu mengalami kerusakan. Pasti ada cara tersendiri untuk menjahitnya kembali, menjadi kesatuan yang indah Tas Birkin Hermès.
Untungnya Tuhan tidak meminta kita untuk membayar sampai tabungan kita terkuras agar beliau memberi kita hal yang terbaik itu. Mungkin bayarannya hanya do'a yang dengan senantiasa akan selalu dia dengar.
Satu hal lagi pelajaran hidup yang saya pelajari. Terimalah semua hal apa adanya, entah itu kita sudah menyadari atau belum bahwa hal itu hal terbaik dari Tuhan atau bukan. Memang susah, benar-benar sangat susah. Karena sejatinya, kita manusia, yang terkadang tak pernah puas akan suatu hal yang sudah Tuhan berikan ke kita. Tapi sejatinya manusia juga ingin untuk menjadi lebih baik bukan ?.

Jumat, 22 Oktober 2010

Memory of Chanel, Left by Coco Chanel and Karl Lagerfeld is Next to Her Right Now

Ketika ke-maskulin-an seorang pria disatukan dalam ke-feminim-itasan dalam fashion, mungkin rumah mode Chanel yang berhasil mengawinkan kedua aspek itu. Para wanita hanya cukup berterima kasih kepada Coco Chanel, wanita ambisius pionir rumah mode ini. Sepeninggal beliau-pun, Chanel masih tetap teguh berdiri dengan maskulin diatas feminitasnya itu, berkat Karl Lagerfeld yang saya menyebutnya "kenangan lanjut dari Chanel".
Saya ingin mengajak anda berimajinasi lagi. Sejenak membayangkan bahwa Chanel itu adalah sosok wanita prancis yang anggun, ambisius, atau bisa disebut cerminan karya-karya dari filosofi Coco Chanel membuat label itu. Pada tahun 1971, Coco Chanel meninggalkan dia, bukan hanya meninggalkan untuk sementara, tetapi untuk selama-lamannya karena penyakit yang diderita maestro penciptanya itu. Saya sedikit berandai-andai (masih membayangkan Chanel "si wanita perancis") kira-kira bagaimana perasaan dia ketika tiba-tiba ditinggalkan ibu,kakak perempuan,atau mungkin kekasihnya yang sudah disampingnya selama 62 tahun (dari tahun 1909-1971). Pasti terlampau banyak sekali memori bukan ?.
Tapi selama dalam fase itu, Chanel "si wanita perancis" sepertinya masih berusaha seperti sedia kala (atau mungkin dia menjadi lebih baik), walaupun tanpa ada sang maestro yang mendesain dia disampingnya. Pasti cukup susah untuknya, tapi yah mungkin karena usaha dia, 12 tahun berikutnya, pada tahun 1983 dia bertemu maestro baru yang siap mendesainnya, seorang Karl Lagerfeld. Masih tetap dengan mempertahankan sifat asli (ciri khas) dirinya (Chanel), si wanita perancis itu semakin berkembang dengan tetap pada woman trousers dan jersey yang legendaris di tangan Karl Lagerfeld sampai sekarang.
Memori datang pada setiap manusia. Terlepas dari indah atau tidaknya memori itu, tergantung diri kita masing-masing untuk selalu mengenangnya atau tidak. Memori itu datang mungkin untuk mengajari kita untuk lebih berkembang, bukan untuk meratapinya terus-menerus. Saya tidak mau naif atau mungkin munafik. Saya sendiri juga pernah merasakannya, betapa susahnya untuk membuat memori-memori itu sebagai pelajaran hidup saya. Tapi untungnya kita diciptakan sebagai manusia, bukan sebagai Chanel "si wanita perancis". Jadi mungkin setidaknya kita tidak perlu menunggu selama 12 tahun untuk bisa menerima memori-memori itu sebagai pelajaran hidup.
Satu hal lagi yang saya ketahui tentang hidup. Memang susah, malah teramat sangat susah sekali. Tapi itu mungkin sudah jalan Tuhan sebelum kita bisa menjadi the Legendary Fashionable Item yang digilai pecinta fashion. Mungkin semua tergantung masing-masing dari kita untuk menyikapinya seperti apa?. Cuman sekedar mengingat satu hal yang sudah sangat dihapal luar kepala oleh setiap manusia, "Hidup itu suatu pilihan bukan?".

Rabu, 20 Oktober 2010

When Freja Beha Erichsen Wears Tight Stilettos, and Loose Ankle Boots Wore by Agyness Deyn..

Seorang model, yang merupakan salah satu media propaganda dari suatu rumah mode untuk mengkomunikasikan karya rancangan seorang desainer ternyata harus mampu melakukan hal yang sebenarnya diluar kebiasaan mereka. Saya sedikit cukup kaget sekaligus kagum ketika salah satu teman saya yang pernah mencicipi terjalnya lintasan runway ketika saya sempat memasang status di salah satu instant messenger. Saya memasang "Oxford shoes yang kekecilan" yang merupakan analogi versi saya untuk mengartikan rasa sakit. Dan seketika teman saya yang pernah mencicipi terjalnya lintasan runway itu mengirim pesan kepada saya "Sudah biasa, bahkan itu suatu keharusan untuk seorang model runway. Sakit?. Yah memang sakit. Tapi ini resiko pekerjaan saya. Tidak lepas dari heels kekecilan saja, bahkan alas kaki yang kebesaran-pun terkadang juga harus dijalani demi hasil yang sempurna" terangnya ketika itu.
Dan ketika itu saya berpikir sempat tertipu dengan wajah anggun Freja Beha Erichsen dikala berlaga dirunway. Dibalik wajahnya yang kuat ternyata saya tak tahu bahwa sebenarnya dia menahan sakitnya Stiletto yang mungkin kebesaran atau malah kebesaran itu hanya demi hasil yang memuaskan untuk dirinya dan untuk rumah mode yang dijalaninya.
How hard your problem, just tryin' to keep strong..
Selama kita masih bisa bernafas, kita akan masih menghadapi berbagai masalah tentang hidup. Seberat apapun itu, seringan apapun itu ternyata kita harus berusaha kuat untuk menghadapinya. Memang susah untuk tampak atau bahkan terlihat kuat. Tapi setidaknya kita bisa mencobanya untuk kebaikan kita sendiri. Mungkin hanya bisa mengandalkan Tuhan, dan selanjutnya hanya kita sendiri yang bisa menghadapi itu semua.
How loose Agyness Deyn ankle botts, she always keep tryin' strong on the runway.
Banyak hal yang bisa menjadikan diri kita menjadi kuat. Dan itu mungkin susah untuk menghadapinya.
Saya sendiri cuman bisa menyerahkan ke Tuhan kalau sudah dalam fase seperti ini. Karena dia yang merancang saya, dan hanya dia yang tahu filosofi apa dibalik penciptaan saya. Yang terpenting mungkin hanya berusaha kuat, berusaha lebih baik, sampai acara runway kita selesai pada waktunya.

Selasa, 19 Oktober 2010

Dior, from Christian Dior to John Galliano..Everybody Changing Damn Fastly..

Paris, sebagai ibukota fashion sungguh banyak sekali menyuguhkan desainer-desainer berbakat dengan karya-karyanya yang spektakuler. Dior, yang memiliki desain adibusana (haute couture) yang memukau. Walaupun sempat mengalami beberapa pergantian desainer ternyata masih saja memiliki pelanggan yang cukup besar seperti besarnya monumen Lady Dior Bag-nya yang baru-baru ini dibuat di butik barunya di China. Berawal dari Christian Dior, dilanjutkan dengan Yves Saint Laurent, Marc Bohan, Gianfranco Ferré, dan terakhir (sampai saat ini) di pegang oleh si eksentrik John Galliano. Entah karena faktor akulturasi atau inkulturasi jika dalam mata kuliah Sosiologi Seni saya, perubahan-perubahan yang dialami rumah label itu memang terjadi (mungkin dengan cepatnya), tapi tanpa meninggalkan ciri khasnya dari awal. Malahan dari perubahan-perubahan itu muncul ide-ide dan variasi-variasi baru dalam perjalanan kesuksesan rumah label itu sendiri.

Saya jadi ingat ketika dosen di kampus saya berkata "manusia itu bisa berubah kapan saja, entah minggu ini dia seperti ini, minggu depan bisa saja dia tidak seperti minggu sebelumnya". Yah..manusia-pun bisa berubah dengan cepatnya. Entah itu dari faktor akulturasi ataupun inkulturasi (yang masih saya ambil dari mata kuliah saya yang sama) yang mereka hadapi. Bisa saja dari proses perubahan yang mereka alami, muncul sedikit banyak sisi lain dari diri kita masing-masing. Tapi yang pasti bukankah kita berubah agar menjadi lebih baik ?.

Parfume, menswear, womenswear, glasses, haute couture..sisi lain dari Dior di perkembangannya dalam perubahan-perubahan yang dialaminya.

Dan saat ini, saya sudah tak perlu kaget apalagi takjub ketika melihat orang-orang disekitar saya menjadi berbeda tiap harinya. Dan mereka juga tak perlu melakukan hal yang sama ketika melihat saya seperti itu juga. Karena saya bernafas di dunia ini, dan bukankah manusia itu bisa berubah dengan begitu sangat cepatnya ?.

When I thought, if used Manolo Blahnik would be thrown away just like that..

Postingan saya kali ini mungkin sedikit banyak,kurang lebih mengajak anda untuk berimajinasi. Bayangkan anda seorang wanita, yang rela membelanjakan berupiah-rupiah jerih payah anda bekerja, untuk mendapatkan si seksi manolo blahnik untuk kaki jenjangnya. Dan ketika si desainer merilis rilisan baru Manolo-nya, akankah anda rela membuang Manolo lama anda sementara disisi lain anda sedang memegang rilisan terbaru Manolo Blahnik ?.
Ketika itu, posisi saya masih sebagai creative graphic designer suatu acara film festival di kota asal saya, Surabaya. Ini tahun ketiga saya membantu media promosi acara tersebut. Awalnya, di persiapan-persiapan sebelum acara si ketua panitia menghubungi saya, menawari apakah saya masih mau membantunya?, Mungkin karena dia tahu saya disini sudah ada pekerjaan lain jadi dia menanyakan kesanggupan saya untuk mau membantu lagi atau tidak. Dan sayapun menyanggupinya karena ikut serta dalam acara ini, saya rasa sungguh menyenangkan, sedikit kurang banyak mengetahui orang-orang dibalik layar perfilman indonesia.
Dan sampai dihari-hari berlangsungnya acara, beliau tak kunjung memberi kabar. Saya pikir, oh ya sudah mungkin beliau sudah membuang saya begitu saja. Tetapi ternyata..oh ternyata..si panitia acara itu menghubungi saya ketika acara penutupan akan berlangsung. Menyayangkan keberadaan saya atas tak bisa hadirnya saya di acara tahun ini (dan acara penutupan itu sendiri). Dirinya berbicara panjang lebar tentang beberapa hari selama acara berlangsung ketika saya bertanya bagaimana selama beberapa hari acara berlangsung. Dan lagi lagi karena beliau tahu kalo saya sudah ada pekerjaan lain disini dan karena banyaknya masalah akan acara ini, menjadi alasan beliau untuk tak memberi kabar kepada saya.

Rahasia hidup yang saya pelajari lagi dan masih saya coba untuk bisa melakukannya..
Jangan terburu-buru untuk berpikir negatif tanpa mengetahui sebab-sebabnya, dan jadikan diri anda "bermanfaat" bagi orang lain sesuai kemampuan anda.
Saya mungkin merasa seperti si sexy Manolo Blahnik. Dan mungkin anda bisa saja seperti Jimmy Choo, Stuart Weitzman, Christian Louboutin, Tod's dan sepatu-sepatu lain yang sayang untuk dibuang karena ke"rare-item"an-nya.
‎​✗0✗0

Senin, 18 Oktober 2010

Where's my Vivienne Westwood??..I'll try to find it with BESTIE..

Ketika orang bertanya pada saya "Siapa desainer favorit anda ?". Saya tidak akan segan-segan menjawab Vivienne Westwood favorit saya. Saya tertarik dengan ide-ide perancangannya yang cukup unik. Memadukan ke"glamor"an dunia fashion dengan gaya jalanan di era Sex Pistol berjaya ditambah dengan tren saat ini.

Konteks perasaan saya tentang Vivienne Westwood mungkin bisa diartikan kurang lebih sama seperti perasaan saya tentang postingan saya tentang "membeli" tas monogram louis vuitton.

Saya ingin sedikit bersenang-senang, sejenak melupakan semua yang sudah saya hadapi akhir-akhir ini.

Sahabat..yah untungnya saya masih punya mereka ketika keadaan saya seperti ini. Terlepas dari seperti apa mereka kepada saya, seperti apa mimpi-mimpi mereka, seperti apa cara mereka memandang hidup..tapi saya masih menyayangi mereka.

Ketika kedua sahabat saya, Udja dan Adit sudah rela berkunjung untuk main ke Jogja mengunjungi saya dan sahabat saya yang lain, Ratih. Saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk sedikit bersenang-senang dengan mereka. Yah..mereka membantu saya "mencari vivienne westwood" saya..

Sahabat..
Mungkin tempat mengadu selain Tuhan..
Mungkin tempat kasih sayang abadi selain Orang tua..
Mungkin tempat mengenal dirimu selain dirimu sendiri..
Mungkin tempat pelarian yang tepat dikala cinta pergi..
Mungkin tempat dimana membantu kita mencari "label" kesayangan kita..

Thank you so much to Allah..My Parents..Myself..Bestie..Beach..Babay's House..Oppa Hyundai..Mba' Esti..and Cheers..

Sepenggal rahasia kehidupan yang saya pelajari lagi..

‎​✗0✗0

Minggu, 17 Oktober 2010

Batik Natural...and That's Natural Life

Batik the fabulous garment in Indonesia..
Ketika itu saya mengunjungi sebuah tempat pembuatan batik di seputaran kota Jogja milik teman dari teman saya, Ratih. Sebenarnya kedatangan kami kemari belum terencana sebelumnya, mumpung dua teman saya dari Surabaya, Udja dan Adit sedang berlibur ke Jogja dan saya menyempatkan sedikit "untuk mencari vivienne westwood saya bersama mereka". Udja, yang sempat desperate dengan jurusan kuliahnya dan mencintai fashion saya seakan-akan ingin memadukan keduanya untuk mengatasi ke"desperate"an-nya itu. Yah..kedatangan kami kemari untuk menemani dia survei tempat pembuatan batik ini untuk mata kuliah seminar di semester-semester tingkat atasnya.
"Batik yang saya buat memakai warna dari alam. Karena itu saya menamainya Batik Natural" terang si Pemilik menutup penjelesannya menjelaskan tentang butik batik yang dikelolanya.
Batik natural ini benar-benar sangat beda. Karena mengambil warna dari alam secara langsung (seperti daun, potongan kulit kayu, dedaunan busuk, kulit buah dan sebagainya). Sangat berbeda dengan Batik sintesis pada umumnya. Warna yang dihasilkannyapun juga benar-benar pas. Tidak terlalu menyala dan tidak terlalu gelap. Memang prosesnya lebih sulit,tapi hasil yang didapatkan setimpal dengan itu semua.
Saya jadi sempat berpikir ketika hidup itu dijalani dengan natural. Dosen saya pernah berkata "hidup itu akan lebih bisa dinikmati ketika semuanya berjalan secara natural". Apakah benar-benar seperti itu ?.
Mungkin prosesnya memang susah seperti pembuatan batik natural itu, tapi hasil yang di dapat mungkin juga akan setimpal dengan usaha yang kita dapat. Saya hanya bisa berkata "mungkin" karena sampai detik ini pun terkadang masih susah untuk hidup dengan natural ketika gejolak kawula muda saya masih menggebu-gebu.
Hidup dengan natural mungkin sepertinya juga bisa mengatasi di kala emosi kita sedang naik turun. Menstabilkan diri kita akan hal itu. Layaknya hasil warna yang dihasilkan batik itu, tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap sehingga menghasilkan komposisi warna yang pas.
Life..masih menyimpan banyak sekali rahasia-rahasia yang dimilikinya...
‎​✗0✗0

Kamis, 14 Oktober 2010

Si Mesin Faksimili dan "GEE-VON-CHEE"

Lupakan sementara sms,atau e-mail,apalagi blackberry mesengger dan instant mesennger lainnya. Hari ini saya bertemu dengan si mesin faksimili. Sudah bukan hal yang tabu juga khan mesin (yang juga) hasil teknologi ini?..
Di tempat saya bekerja part-time,yang membuat saya harus berkenalan secara intim dengan beliau (si mesin faksimili). Sebelumnya saya cuman mendengar namanya saja dan...oh yaa sepertinya saya akan jarang (tak pernah malah) untuk menggunakan mesin ini,kalau teknologi praktis lainnya bisa lebih mempermudahnya..
Tetapi..ketika ciptaan Tuhan saja punya kekurangan,apalagi ciptaan seorang manusia (yang ciptaan Tuhan). Semua punya kelebihan dan kekurangannya..
Saya baru pertama kali menggunakan jasa faksimili (benar-benar saya yang memencet tombol dan memasukkan kertas di mesinnya) hari itu. Dimana boss saya menyuruh saya mengirim surat pesanan buku ke salah satu supplier buku itu diproduksi. Dann..oh oh oh saya kebingungan bagaimana caranya..
Tapi karena saya memiliki teman-teman yang baik di tempat saya bekerja part-time, mereka mau menuntun saya bagaimana caranya mengirim faksimili yang sebelumnya saya tak tahu mengoperasikannya. Thank you guys :)
Saya cukup menyukai mengikuti perkembangan dunia fashion lewat sebuah majalah yang kebanyakan kiblatnya dari bahasa prancis, tentu banyak sekali kata-kata yang pengucapannya berbeda dengan yang dituliskan bukan?.
Ketika itu saya sedang asyik dengan Harper's Bazaar ditangan saya. Dan dengan penuh percaya diri saya mengatakan "Givenchy" pada sebuah iklan komersial parfum di salah satu halamannya. Dan dengan seketika sahabat saya yang duduk bersebrangan dengan saya bilang "GEE-VON-CHEE". oh ok..saya salah sebut nama merk luxurious good dari perancis itu. Dan Tyra Banks, sang mantan modelpun sepertinya meng-iya-kan pengucapan givenchy teman saya, saat salah satu kontestan America's Next Top Model-nya salah pengucapan seperti saya haha..
Selama 21 tahun saya berkembang,ternyata banyak sekali hal-hal baru dan pertama kali saya alami selama saya menuntut ilmu di kota ini. Dan sebenarnya ternyata kita sedikit lebih butuh kemampuan orang lain untuk mengenal hal-hal baru itu (terlepas dari egoisme kita masing-masing yang ingin mengetahuinya sendiri).
Dan..bukankah wajar jika kita melakukan kesalahan (entah itu fatal atau tak fatal) atas hal-hal baru yang baru pertama kali kita alami itu ?. Setidaknya, saya mau mencoba untuk lebih mengerti hal-hal baru yang baru pertama kali saya alami tersebut (yahh bukan hanya sekedar tentang si mesin faksimili dan "GEE-VON-CHEE" tentunya), agar kelak tak mengulangi kesalahan tersebut lagi dan lagi.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

When You Can't Share Your Fabulous Louis Vuitton Monogram Bags to Someone (again) Anymore..

Ketika saya pertama kali melihat fotografi fashion spread ini tak tahu kenapa saya bisa tertarik begitu saja. Yah..terlepas dari saya pecinta fashion photography dan... Terlepas dari saya pecinta serial Sex and the City..

Mungkin ini saat bekerjanya otak saya atas sebagian dari ilmu yang diberikan dosen saya di kampus di mata kuliah tinjauan dkv dan kritik dkv (yah saya mahasiswa desain komunikasi visual). Dimana di setiap media komunikasi visual itu secara tidak langsung berkomunikasi dengan kita saat kita sadar maupun tidak sadar.

Yang menarik perhatian saya dari fotografi itu adalah banyaknya tas monogram louis vuitton yang dibawa big,sementara si carry berdiri sendiri dengan anggun tanpa beban disampingnya (ini terlepas dari khaidah bahwa lelaki harus mau berkorban kepada wanita yah :).

Saya sangat mengidam-idamkan suatu saat bisa membali salah satu luxurious item dengan dompet saya sendiri,dan tak bisa saya bayangkan betapa bahagianya saya kalau impian saya itu terwujud..

Tapi yang patut disayangkan,sebenarnya saya ingin membagi kebahagiaan saya itu (saat impian saya itu terwujud) dengan seseorang. Tapi yah..dengan siapa yah seseorang itu..

Dan ketika saya menemukan seseorang itu (ketika kita sudah berjalan lama,seperti lamanya hubungan yang dijalin big dan carrie di gambar itu),tetapi dia hanya berdiri anggun seperti carrie di karya fotografi..

Masih bisakah saya berbagi kebahagiaan dengannya ??..

Masih bisakah saya berbagi tas Louis Vuitton Monogram dengannya?..

The another things should I learn to know about life...

X.O.X.O

Rabu, 13 Oktober 2010

The third year JOGJA...

Ketika itu saya hanya membayangkan bagaimana hidup sendiri jauh dari orangtua..
Ketika itu saya mencoba hidup baru saya dengan jurusan kuliah yang benar-benar saya idamkan..
Ketika itu saya belum terbayang untuk belajar memaknai hidup..
Yah..ketika itu saya masih benar-benar hanya seorang lelaki kanak-kanak..
Dan itu semua sudah berjalan selama 36 bulan,kurang lebih 1080 hari,dan jika disederhanakan ke bilangan yang lebih kecil,semuanya sudah berjalan selama 3 tahun.
Disini..di jogja..
Sudah teramat banyak sekali hal indah dan tak indah saya jalani disini..
Mulai dari masalah yang "wajar" dari anak kos,yaitu masalah finansial.Masalah pertemanan di kampus yang kembang kempis.Masalah percintaan yang..yahh the most I ever had lah..
Oh iya..di tahun ketiga ini saya juga menjumpai masalah baru (entah itu terlepas dari indah tak indah yang semestinya).Saya sudah mulai bisa menghasilkan "si merah bergambar presiden pertama indonesia" (lagi) dan saya sangat bersyukur kepada Allah, karir saya (yah banyak orang menamainya itu) dengan cepatnya melesat naik..teramat sangat bersyukur tentunya,walaupun hasil yang didapat tetap sama saja..tetapi bukankah kita harus mensyukuri apa yang kita dapat bukan?..
Cinta saya hilang (begitu saja)..
Bahkan lebih baik saya mendapat banyak tugas kuliah yang seabrek daripada harus menghadapi masalah ini..
Ketika semua gejolak kawula muda saya naik turun (halah)..saya akhirnya memutuskan untuk mencoba memaknai semuanya (sampai tulisan ini saya tulispun,saya masih mencoba untuk itu)..dan alhamdulilllllaahhh saya jadi ingat dan kembali kepada Allah lagi yang sebelumnya hilang karena gejolak kawula muda itu (semua orang mengalaminya bukan?)..
Yahh..mungkin tahun ini saatnya saya untuk berusaha lebih baik lagi..
Seperti kata teman-teman saya... "Ayo..move on..move on..."
Terima kasih buat kedua teman saya,yang biasa saya panggil ratih dan udja untuk selalu mengingatkan saya akan hal itu..
Atas semua hal yang terjadi,saya jadi ingat dengan lirik lagu penyanyi negeri sakura kesayangan saya,yang sudah lama tidak saya dengar >.<..
道に迷った時そして
道が遠すぎた時に
ひとりつぶやいていたよ
そんなものだと...
Michi ni mayotta toki soshite
Michi ga toosugita toki ni
Hitori tsubuyaite ita yo
Sonna mono da to...
When I stray from the path, and
When the path is too long,
I was muttering to myself.
That's the way life is...
Yahh..hanya cukup dimaknai semuanya..dan berusaha lebih baik..dan mensyukuri apa yang sudah ada lebih dulu..
X.O.X.O

Selasa, 12 Oktober 2010

L.O.V.E

Apakah seperti memakai manolo yang kekecilan ?..

Apakah seperti membeli tas louis vuitton yang selama ini kau idam-idamkan ?..

Apakah akan membuat kita merasa seperti dirumah ?..

Saya seperti tidak pernah menyadarinya selama 21 tahun berkembang, mungkin terlalu naif. Karena orang-orang terdekat saya selalu bilang kalau secara tidak sadar kita menemuinya bahkan merasakannya..