CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 03 Januari 2011

Last or Nothing



Surabaya, 31 Desember 2010

Yah, memang bukan di Jogja wahai sang mantan.


Dini hari ini. Disaat waktu hidup untuk tahun 2010 sudah berakhir. Dini hari ini, aku banyak melihat letupan keras kembang api di atas awan gelap. Tidak hanya satu kembang api, banyak kembang api yang bisa kulihat dengan jelas. Warna-nya cukup beragam. Terbesit di pikiranku, tahun ini banyak sekali kejadian-kejadian yang beragam pula yang kauberikan. Entah itu senang, entah itu sedih.


Hampir sekali kita beranjak di usia 2 tahun hubungan kita. Tapi itu semua harus berakhir ketika tahun 2010 menyisakan 4 bulan terakhirnya.


Apakah aku susah menerimanya ?.
Pada awalnya teramat susah sekali. Namun karena segala sesuatu memiliki proses, awal yang susah-pun kini menghasilkan kesanggupan-ku untuk menerima semuanya.


Apakah aku ikhlas ?.
Pada awalnya aku teramat sangat tidak ikhlas. Seakan-akan hanya dirimu yang ada dunia ini sehingga membuatku lemah. Dan namun karena ini merupakan suatu proses. Awal yang susah-pun kini dapat menghasilkan keikhlasan juga.


Manusia cepat berubah yah, Sang Mantan. Tidak hanya kau. Dan tidak hanya aku. Aku menjadi sangat mudah untuk menerima dan mengikhlas-kan semua-nya.


Sepintas memang sering kujumpai siluet transparan dirimu di dalam otak-ku. Tapi sepintas itu juga aku mati-matian menghapus semua itu. Segala-nya memang susah buatku pada awal-nya.


Dan..
Bukankah kau tidak cukup mudah juga menghapus kebimbangan pada dirimu saat ini, Sang Mantan ?


Di dini hari ini. Aku hanya melihat awan hitam pekat di langit. Cukup menyedihkan. Tapi untung-nya para kembang api bergantian meletup diatas langit. Mereka tak pernah secara bersamaan untuk meletup.


Dan dipikiranku terbesit lagi,
Ini kah yang kau ingin-kan, atau mungkin yang aku inginkan, dan atau kemungkinan yang lain adalah yang hubungan kita inginkan ?. Aku tak pernah menyalahkan dirimu, atau mungkin menyalahkan diriku sendiri, dan atau mungkin juga menyalahkan hubungan kita.


Ketika kita saling berjalan sendiri-sendiri menghadapi kehidupan masing-masing. Tanpa tau lagi bagaimana kau disana dan aku disini. Dan...
Hanya sebuah barisan kata-kata di Blackberry Mesengger yang menyusun kalimat..


"Terima Kasih sudah hadir dihidupku"
Yang hanya kubalas dengan ucapan "sama-sama, yah"


Sepertinya sudah cukup yah, Sang Mantan ?. Ataukah memang sudah cukup hanya begitu saja ?.
Oh, Maaf. Aku mulai terkesan ingin dikasihani lagi. Tapi bukan-kah kau hanya luluh dengan orang yang dikasihani ?. Sebagaimana sifat pahlawan-mu yang lebih tepat bila kusebut "Pahlawan Kesiangan" ?.
Tapi maaf, Sang Mantan. Aku sudah bukan tokoh lelaki kecil yang ditolong oleh pahlawan-nya lagi. Karena aku ternyata bisa menolong diri-ku sendiri dari semua hal (yang katamu) realita hidup ini. Jujur aku masih bingung melihat hidup dari kacamata minus-mu. Dan aku merasa lebih baik melihat itu semua dengan kacamata minus dengan frame super tebal milikku sendiri.


Aku sangat yakin sekali, dalam otak-mu masih tertanam bahwa Aku selalu menyalahkan-mu atas semua hal ini ?.
Aku mungkin hanya akan terdiam. Bermain-mainlah dengan puas di area bermain pikiran-mu sendiri, Sang Mantan. Karena kau sepertinya lebih asyik bermain-main di pikiran-mu sendiri. Sudah cukup-lah. Sudah cukup bermain salah menyalahkan. Ini salah kita berdua. Ini salah egoisme kita berdua. Semua memang bisa diperbaiki. Tapi karena kau benar-benar tak yakin akan hal itu. Aku hanya berkata "TERSERAH" dengan pasrah dalam hati.


Kau pernah bilang selama ini, dibalik hubungan kita. Kau ingin membelajari-ku sebuah kemandiri-an dan kedewasaan. Terkesan memaksa memang apa yang kau lakukan. Semuanya sama persis menurut apa yang kacamata-mu lihat. Sampai-sampai kau lupa kalau aku punya hidup sendiri yang menurutmu salah. Tapi selamat, pembelajaran-mu cukup bereaksi padaku sekarang. Tetapi maaf, semua ini aku jalani sesuai apa yang aku mau.


Mungkin aku sudah bisa mandiri. Mungkin aku sudah bisa menjadi dewasa. Mungkin aku akan memperlakukan cinta dengan sangat kejam. Karena ini memang ke"move on"an yang aku jalani. Dan mungkin bisa membuat aku senang.


Terkesan aneh kah ?. Yah, memang. Teman-temanku juga berkata seperti itu. Karena hubungan kita sudah melawan mainstream. Dan tidak ada salah-nya khan aku mencoba cara untuk Moving On dengan cara yang melawan mainstream juga ?.


Satu yang kuingat lagi. Apakah kau masih akan menyalahkan prasangka ?. Apakah kau masih akan membiarkan orang menerka-nerka apa yang kau lakukan ?. Apa yang kau perbuat seolah-olah tak bisa melawan prasangka, Sang Mantan. Dan apa yang kau perbuat-pun tak bisa melawan terkaan orang atas apa yang kau lakukan.


Semoga kita sama baik-nya dimanapun kita berada, Yah. AKU MASIH TAK TAU LAGI BERBUAT APA.


Domou Arigatou Gozaimasu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar