CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 19 Agustus 2011

Tak Seharusnya...

Tak Seharusnya..
Aku berdiri disini menanti apa yang aku nanti
Karena yang kunanti tak seharusnya ku nanti

Tak Seharusnya..
Aku menatap sesuatu yang ingin aku tatap
Karena yang ku tatap tak seharusnya ku tatapi

Tak Seharusnya..
Aku mengenal sesuatu yang ingin aku kenal
Karena yang ingin ku kenal tak seharusnya harus ingin ku kenal

Tak Seharusnya..
Aku mempertanyakan ini
Karena sejujurnya tak seharusnya sendiri adalah tak terduga

Saat raga ini belum menyatu dengan sempurna
Padahal ku yakin kesempurnaan itu sudah menyatu
Saat hati ini belum menyatu dengan sebuah kekuatan
Padahal ku yakin kekuatan itu sudah di dalam hati
Dan padahal ku yakin..
Kalau..
Tak Seharusnya seperti itu..

Dalam kebimbangan hakiki
Dalam kesukaran stimulasi otak untuk bergerak sempurna yang hakiki
Dalam ketidak berdayaan hakiki yang tiba-tiba menyerang
Semua itu juga tak seharusnya seperti itu...

Tak Seharusnya...
Datang seperti cinta itu sendiri
Terkadang seperti asal usul ayam atau telur

Tak Seharusnya..
Sebagamaina aku bisa mengarsiteki sebuah tameng besi tahan peluru
Yang tak termakan waktu karena keabadian
Tapi itu pun tak seharusnya terjadi

Tak Seharusnya..
Adalah sebuah pertanyaan
Adalah sebuah jawaban
Adalah sebuah antologi kesedihan dan kegembiraan
Adalah sebuah kesatuan tawa dan tangis
Adalah serangan pelindung yang perlu di proses otak masak-masak..

Yogyakarta, 19 Agustus 2011 (TZ)

Dan mantra hebat Walt Disney-pun mampu menyerang saya. Kalah telak dipihak saya. Walaupun beribadah selama tiga puluh hari ini seharusnya bisa menyerang balik mantra ilusional berupa kepolosan awal kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar