CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sabtu, 08 Oktober 2011

Aku Takut Digertak !!

Terkadang, sebuah gertakan kasar itu suatu tindakan yang benar-benar ingin kita hindari. Namun, sebenarnya di balik itu semua bisa dikatakan sebuah pembelajaran agar kita lebih baik lagi. Kalau katanya, menurut teori hukum alam. Ada sebab akibat dari semua yang pernah kita lakukan. Jadi, kita mendapat gertakan pun bisa dikatakan penyebabnya mungkin karena apa yang kita lakukan dianggap kurang baik dari sumber keluarnya gertakan itu. Beberapa penjabaran tersebut sering saya dengar dari beberapa orang.

Namun, saya ingin bercerita sedikit tentang bagian kehidupan saya sebagai mahasiswa di Yogyakarta. Beberapa hari yang lalu, tepatnya saat kampus saya baru menerima puluhan bahkan ratusan mahasiswa baru. Sebagaimana nasib saya dulu saat masih menjadi mahasiswa baru. Mereka harus melewati sebuah kegiatan. Kegiatan selama tiga hari yang katanya agar lebih mengenal kampus. Yang di tahun ini berubah nama menjadi PPAK (Program Pengenalan Akademik Kampus), atau lebih dikenal banyak orang dengan nama ospek. Tiga tahun lalu itu terjadi pada saya.

Bicara tentang ospek. Pasti sudah tertanam stigma yang bisa sejajar dengan film horor, seram. Yah, memang. Saat saya mengalaminya dulu, pikiran itu tak pernah luput di pikiran saya. Disamping saya memang orangnya sebenarnya penakut :P. Dari stigma takut tersebut, kemudian muncul sebuah pemikiran bahwa kegiatan seperti ini sebenarnya tidak penting. Memang bukan pertama kalinya, waktu itu saya mengikuti kegiatan semacam ospek. Saat masuk SMP dan SMA. Kegiatan tersebut hampir dijumpai di awal masuk sekolah. Apa untungnya buat kita dikerjain, digertak-gertak, dibentak-bentak?. Yang ada malah bikin mental kita drop, bukannya malah membuatnya jadi kuat.

Berhenti sampai disitu. Membayangkan suatu hal tanpa perlu mencobanya terlebih dahulu memang sering membuat nyali kita semakin kecil. Sampai pada akhirnya, saat PPAK di gelar untuk Mahasiswa baru 2011. Kebetulan angkatan saya kali ini memegang sebagai panitia. Tetapi, karena saya juga punya kegiatan di luar kampus. Membuat saya tidak bisa membantu proses-nya berjalan. Hanya datang sekali di acara puncak kegiatan tersebut bersama teman saya.

Saya hanya menjadi penonton. Menggemaskan dan lucu. Wah, saya dulu pernah jadi seperti itu yah. Sempat merasa kangen, tapi kalau boleh jujur malas menjalaninya kembali. Sekelibat muncul, waktu itu begitu cepat berjalan. Ditambah, sebenarnya tidak ada masalah acara ini digelar. Asalkan tanpa serangan-serangan fisik kepada mahasiswa baru. Gertakan-gertakan seperti itupun sebenarnya memang harus dijalani oleh mereka. Roda berputar, dan saya baru merasakan efek dari gertakan-gertakan itu saat ini. Yang justru bisa dibilang membuat saya lebih baik. Mengingat kehidupan di kampus saya ini bisa dibilang tidak cukup mudah. Karena porsi idealisme tiap orangnya yang lebih banyak menguasai. Pendapat seseorang bisa dibabat habis kalau tanpa alasan yang tepat dan mental yang tak cukup kuat. Belum lagi, pembelajaran-pembelajaran kehidupan lain dari lingkungan luar kampus, luar daerah, luar kota. Yang katanya, lebih ganas menyerang.

Mengkaji dan mencerna sebuah gertakan seharusnya dengan pikiran postif. Alih-alih malah menyulut suatu konflik. Kecuali ada alasan yang tepat untuk melawan sebuah gertakan. Roda akan terus berputar, kita bisa menjadi digertak atau pun menggertak. Hanya dijadikan sebuah pembelajaran saja. Yang pada akhirnya akan membuat kita tersenyum jika mengingat hal tersebut.

Yogyakarta, 09 Oktober 2011. (13.06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar